Reformasi dan Peran Perempuan dalam Kontestasi Politik
Reformasi secara umum bermakna perubahan
terhadap suatu sistem yang sudah ada, kemudian di Indonesia menjadi salah satu
kemewahan yang dimiliki oleh bangsa ini sejak tercetus pada tahun 1998 silam.
Reformasi memberikan warna baru setelah berhasil menumbangkan Orde Baru pada
masa kepemimpinan Soeharto. Reformasi menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara
Demokratis, ia membawa rakyat menjadi lebih dekat dalam hal ihwal urusan
negara. Reformasi memberikan hak pilih kepada seluruh rakyat Indonesia untuk
memilih pemimpinnya sendiri, secara langsung. Tidak lagi menjadi pembicaraan
segelintir elit dalam sebuah parlemen terbatas.
Seiring berjalannya waktu, Reformasi kian
memperbaiki diri dan membawa Demokrasi menjadi lebih hidup. Misalnya saja pada
Pemilu Serentak pada 17 April 2019 kemarin, ketika suara perempuan menjadi
salah satu faktor yang benar-benar diperhitungkan baik di dalam maupun luar
parlemen, yang masih menjadi fase “uji coba” pada pemilu sebelumnya. Secara khusus, Demokrasi mewarnai Kontestasi
Politik Sulawesi Tengah dengan memberikan ruang seluas-luasnya terhadap
kader-kader perempuan terbaik yang dimilikinya. Sebut saja Hj. Nilam Sari
Lawira yang berhasil memenangkan Pemilu Legislatif dengan perolehan suara
terbanyak yang kemudian hari ini menjabat sebagai Ketua DPRD Propinsi Sulawesi
Tengah dibawah bendera Partai NasDem. Kemudian ada sosok Hj. Batia Sisilia
Hadjar yang menjadi Wakil Ketua DPRD Kab. Banggai, juga sosok yang tak asing
lagi karena beliau adalah aktivis perempuan yang akrab disapa dengan nama
“Neng” yaitu Mutmainah Korona yang menjabat sebagai Ketua Komisi A pada susunan kelengkapan DPRD Kota Palu, dan
masih banyak lagi kader-kader perempuan terbaik yang dimiliki Partai NasDem.
Memenangkan pemilu legislatif bukan
menjadi akhir bagi mereka dalam kontestasi politik, justru kemenangannya adalah
“fase baru” dalam menjalankan amanah rakyat, menjaga semangat Restorasi dan
menjadikan aktivitas politik mereka sebagai contoh agar dapat terus memotivasi
dan meregenerasi kepemimpinan perempuan selanjutnya.
Menyongsong Pilkada tahun 2020 nanti,
khususnya Kota Palu yang akan berhadapan dengan dua pemilihan kepala daerah
sekaligus yaitu Pemilihan Calon Walikota dan Pemilihan Gubernur, maka Partai
pemenang dalam pemilu serentak 17 April 2019 kemarin, Partai NasDem tidak
berpuas diri. Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem,
Ahmad Ali kepada seluruh kader Partai NasDem di Sulawesi Tengah untuk bersatu
merapatkan barisan memenangkan Rusdi Mastura dalam “ring PilGub” dan Aristan
dalam “Ring PilWali” serta kader andalan terbaik lainnya dalam konteks Pilkada
di tataran Kabupaten di Sulawesi Tengah.
Menaruh concern pada Kota Palu yang diharapkan
mampu menjadi Laboratorium Politik Perempuan, Mutmainah Korona dipercaya untuk
mengemban amanah menjadi Ketua DPD Partai NasDem Kota Palu selanjutnya,
menggantikan Nasution Hi. Tjamang yang menjabat pada periode kepengurusan
sebelumnya. Penguatan struktur dalam hal ini DPC dan DPRT juga dilakukan dan
mendominasi adalah perempuan. Hal ini kian membuktikan betapa Partai NasDem
membuka ruang seluas-luasnya untuk memberdayakan perempuan dalam berpolitik. Keren, bukan?
Komentar
Posting Komentar